Pasca ambrolnya jembatan Pamuruyan Perumdam TJM Cibadak, Kabupaten Sukabumi, terus mengupayakan agar pelanggan tetap mendapatkan distribusi air, tanpa adanya hambatan apapun.
Sementara itu, pihak Perumdam TJM Cibadak menjadikan sumber air dari Cikanyere untuk mendistribusikan air dan berencana memasang saluran air baru pada daerah tertentu.
Ia menjelaskan mata air kedua di Kampung Cibogo, Caringin yaitu hasil dari pengolahan, berbeda dengan Cidahu sumbernya mata air yang digravitasikan ke Cibadak.
“Cikanyere itu sumber airnya dibagi dua dengan Nagrak, sumber airnya sekitar 10 literan, jadi setengah-setengah. Diperkirakan dari alat ukurnya masuk 5 liter ke Cibadak dan 5 liter lagi masuk Nagrak,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu, 15 Februari 2023.
Menurut Yusuf, Cibadak – Caringin memiliki konsumen sekitar 7.000 sambungan, namun untuk saat ini sumber air yang berasal dari beberapa titik berkurang, lantaran sumber air dari Cipanas, Kecamatan Cidahu sudah terhenti.
Pada dasarnya dengan 7000 konsumen, seharusnya ada 70 liter per detik, namun saat ini hanya ada 53 liter, yang artinya berkurang sebanyak 17 liter.
Kepala Cabang Perumdam TJM Kabupaten Sukabumi, Cibadak – Caringin, M. Yusuf Saepulloh mengatakan, pelayanan Cibadak distribusi airnya terdapat di beberapa titik, meliputi Cipanas, Kecamatan Cidahu, namun sekarang terhenti lantaran terputusnya jembatan Pamuruyan beberapa waktu lalu.
“Biasanya estimasi dalam satu liter, bisa melayani seratus konsumen, sekarang kita tujuh ribuan sambungan, otomatis harus diatas 70 liter per detik. Sekarang kita dari Caringin mengolah di kisaran 40 liter per detik, Cirosa 3 liter per detik, lalu Palasari sekitar 5 liter per detik, ditambah Cikanyere 5 liter per detik, jadi kekinian semuanya sekitar 53 liter per detik,” papar Yusuf.
Sementara itu, pihaknya mencoba mensiasati dengan cara, distribusi air selama 12 jam secara bergantian, untuk daerah Surya Kencana, khususnya perkotaan Cibadak dan Siliwangi. “Pelayanan 12 jam itu, Jalan Siliwangi hingga Bantarmuncang dari pagi hingga sore. Kemudian Surya Kencana, Leuwi Goong, hingga Kebon Pala bergiliran dari sore hingga kembali pagi,” ungkapnya.
“Kalaupun ada konsumen yang sebentar pengalirannya, akan kita suplai menggunakan tangki, nantinya disimpan bak penampungan atau toren dengan kapasitas 2 kubik, pada daerah tertentu,”
Pada sumber air Cikanyere, ia mengungkapkan, akan dizonakan ke daerah Papanahan, Situsaeur, Pintu, dan Taman Lestari yang dilayani dari sumber air Cikanyere, sehingga kata Yusuf, pada saat ini tidak ada gangguan untuk daerah tersebut.
“Semula daerah yang tadi disebut, sumber airnya dari Caringin dan Cipanas, tetapi akibat kejadian ambrolnya jembatan pamuruyan membuat air tidak mengalir atau dihentikan,” jelasnya.
Kemudian sambung Yusuf, sumber air dari Cikanyere menjadi upaya dari pihaknya, untuk penanganan pertama. Tujuannya untuk tetap dapat mendistribusikan sumber air, yang sempat terkendala, akibat ambrolnya jembatan Pamuruyan.
Kemudian pihaknya juga membuat zona untuk distribusi air yang berasal dari Cikanyere, khusus untuk daerah jalan Nagrak hingga ke Kampung Pintu bisa mengalir.
“Yang sebelah kanan, arah ke Nagrak dari Cikanyere, alhamdulillah bisa mengalir. Sehingga sampai dengan saat ini masih berjalan kondusif,” terangnya.
“Adapun untuk daerah, Cirosa Girijaya, Palasari, Cirendeu, Karang Tengah hingga Segog, kita melayani khusus. Sehingga tidak ada kendala,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, untuk sementara pasokan air masih aman, lantaran daerah yang awalnya terdampak, diberikan distribusi air secara bergantian, namun untuk kebijakan selebihnya ada di pusat. “Mungkin dari pimpinan ada sebuah kebijakan lagi, untuk terus melakukan inovasi,” sambungya.
Lebih lanjut, ia menyatakan sudah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat Sukamaju dan Kebon Pala, untuk membangun jembatan di wilayah tersebut. Dengan tujuan menambah pasokan air.
“Sebetulnya dari pusat telah mengupayakan dan sudah merencanakan, sehingga kami berharap secepatnya. Kita sosialisasi ke RW terlebih dahulu, nanti selanjutnya kita sosialisasi lagi langsung ke warga. Masih menimbang segala sesuatunya. Keinginan sih ada pasokan air lagi dari sana, menggantikan sumber air Cipanas yang sudah dihentikan,” jelas Yusuf.
Menurutnya, Jembatan Pamuruyan memiliki sedikit harapan untuk kembali memasang saluran air, yang mana akan ada duplikasi jembatan untuk kedepannya.
“Mungkin secara tampilan juga kurang estetik, maka dari itu kita tengah mencari alternatif lain. Salah satunya perencanaan lain, yang kabarnya mau bikin jalur di daerah Cibodas,” pungkasnya.